Kamu adalah apa yang aku tulis , tapi aku adalah yang selalu luput kamu baca

Toad Jumping Up and Down

Selasa, 17 Juni 2014

Balada Dua Permata




Siang ini kembali kutapakkan jemariku dihamparan tuts – tuts huruf yang berjajar rapi
Fikiranku menerawang lepas menembus batas
Pada bentangan kertas putih kutuangkan kata bernada syair kehidupan
Tentang janji – janji bakti yang kulayangkan teruntuk dua permata hati

Ayah... Ibu... Aku ingin bicara
Mengurai kata menoreh cerita
Malam tadi telah ku khusukkan do’aku diatas sajadah berwarna biru
Derai airmata tumpah ruah mengiringi segala pengharapanku

Ayah...
Aku tau engkau begitu lelah
Menyusuri jalanan, terpanggang gugusan matahari yang maha panas
Luruh bersama debu yang memekati kulit hitammu

Ayah...
Pada guratan diatas garis lengkung matamu kutemui ratusan gelembung – gelembung perjuangan
Basah, pecah, mengalir mengikuti detak nadi
Luruh hingga ujung jemari

Ayah...
Evolusi rambutmu bak ungkapan yang tak bersuara
Membungkam tajam getir yang menghujam
Akan sajak hidup beberapa waktu silam

Memahat kisah bersama ibunda
Ibuku... Pelita hatiku...
Lembut lakumu membuai rindu
Mendendangankan alunan detak jantungmu

Ibuku... Pejuang hidup dan matiku
Pada bening matamu kudapati cahaya berpendar rapi
Menyinari segala penjuru hati
Terang benderang menyibak malam yang sepi

Kudengar ada tangis yang menggema
Membahana memenuhi sudut ruang sederhana
Disana...
Namaku fasih dilafalnya

Ayah dan ibuku... Peneduh segala risauku
Kini usiaku menginjak dewasa
Dan sudah kupaparkan segala mimpiku
Mimpi untuk kalian dua permata hatiku

Jika esok aku telah benar – benar tumbuh menjadi dewasa
Akan ku kuatkan diri untuk berpijak
Agar kalian dapat sejenak lepas dari gunungan beban
Bernafas lega dalam atmosfir

Ayah... Ibu...
Bumi akan terus berputar
Aku akan bangkit dalam semangat yang berkobar
Tegar setegar batu karang

Ayah... Ibu...
Duduklah dirumah
Menikmati secangkir kopi khas buatanku
Umpamakan diri kalian sebagai pasangan baru

Pada bait terakhir disyair usangku
Kuhaturkan sejuta kata terimakasih
Terimakasih atas hantaran menuju lembah tinggi bernama kedamaian
Terimakasih untuk pahit getir yang kalian tempuh untukku


Sedari dulu... Kini hingga nanti...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar