Bahwa puisi ialah tempat pelarian kegemaranku... Sebab disana , segala luka segala duka bisa kulilit pita merah muda...
Kamis, 06 Februari 2014
Sebaiknya kita...
Ada titik dimana semua tergambar jelas. Dari tujuh pagi ditiap minggu kamu kembali datang. Aku tidak munafik, ada letupan bahagia karna kamu punya niat baik untuk menyapa. Kita pernah tertawa juga menangis bersama. Lantas jauh karna kesibukan yang menyita waktu. Dan renggang kemudian tak lagi saling mengabari. Ini perasaanku saja atau memang iya, kamu disana sedang jatuh cinta.
Berhenti bermain - main. Kalau pada akhirnya kamu akan bersama dia, bukannya aku tak sayang, tapi layaknya kamu aku juga akan mencari seseorang yang akan kelak menjadi pendampingku.
Beri satu alasan kenapa kamu harus aku lupakan? Karna kita tak lagi pacaran? Atau karna kamu tidak mau terus - terusan sayang?
Apa? Nyatanya aku tidak pernah menemukan alasan untuk melupakan kamu. Satu - satunya yang aku punya adalah pilihan untuk belajar menjadikan kamu teman. Benar - benar teman tanpa ada perasaan.
Jelaskan agar aku bisa mengerti. Dimana letak salah paham yang membuat kita renggang? Jika kamu tetap diam, bagaimana aku bisa paham?
Aku mencoba sebisa mungkin tersenyum meskipun pahit. Berdo'a untuk kamu yang terbaik. Keputusanmu tidak salah sayang... Melepasku adalah hal yang tepat. Terbukti kan kamu bisa bergerak bebas, bahagia. Bahkan jauh lebih bahagia setelah ketiadaanku.
Seperti katamu, selamanya kita hanya teman. Dan kalimat itu tidak akan pernah aku lupakan. Setelah semua yang pernah kamu lakukan. Setelah semua kesalahpahaman kita yang menimbulkan luka. Dan setelah kamu berkata lelah lalu tak bisa lagi bersama. Kita sering seperti ini. Pertemuan yang entah kapan akan terwujud. Lalu untuk apa? karna sedikitpun semuanya tak lagi guna. Semuanya terlanjur mati bersamaan dengan langkah tinggi yang kamu pilih. Kita sudah mati, yang tersisa hanya ada aku tanpa kamu.
Lagi, hanya karna aku terlalu rindu kamu semua pekerjaan terbengkalai tidak karuan. Sudah berapa lama yaa kamu mengabaikan pesan dan panggilan yang aku kirimkan? Sejak lama kamu sudah aku relakan. Tapi pesan yang kamu kirim masih mampu membuat aku tersenyum seharian. Aku tak lagi berani berharap akanmu, karna yang sudah - sudah harapanku berlalu begitu saja. Kamu tau atau tidak, tak ada bedanya.
Banyaknya kecewa, sebanyak itu juga maaf yang ku punya. Kamu adalah angan yang tak pernah mungkin aku gapai. Bahkan dalam mimpi sekalipun, bahagiamu tidak pernah ada namaku...
Aku harus bagaimana? Mendo'akan tanpa kamu minta selalu aku lakukan. Mengirim pesan atau panggilan belum mendapat jawaban. Aku hanya khawatir disana kamu sedang mengalami hari yang tak mudah. Itu saja...
Seharusnya aku tak pernah ada, jika dimatamu aku hanya airmata. Entahlah, pengertian apa yang sedang coba kamu bagi. Jika suatu saat nanti tak ada kabar dariku, jangan tanyakan padaku. Tanya saja pada hatimu, pentingkah aku bagimu?
Dan pada kata ketujuh dikalimat ini, kamu akan tau siapa yang sedang aku rindukan.
Selamat tidur kamu yang paling kusayang...
Semoga mimpi indah, untukmu bagian dari hati yang terindah...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar